Jumat, 16 November 2012

Ketika Hati Berucap

Sudah lama tak ku goreskan tintaku
Kumerasa canggung
Karna seakan ku lupa cara keduaku
Cara keduaku untuk menepis luka setelah berdo’a pada Yang Kuasa
Aku rindu masa ini
Masa dimana aku bisa menggoreskan tintaku lagi
Menyusun rangkaian kata yang ku buat bukan dengan logika
Tapi dengan hati
Angin,jadilah saksi untuk malamku yang hening ini
Hening di tengah keramaian yang membisu
Membekukan setiap sudut malam yang kulewati
Yang hanya ditemani angin,redup cahaya dan kebisingan membisu
Aku selalu bertahan
Meski kadang hati selalu ditusuk pilu
Aku yang kadang dengan keegoisanku ingin pintaku terkabul oleh-Nya
Tanpa kusadari jalan yang kutempuh salah
Rangkaian do’a yang ku pinta seakan diabaikan
Tapi aku menyadari ada terang dibalik gelap yang Dia beri
Ada rencana indah yang akan Dia beri
Aku akan selalu menanti
Menanti saat malamku tak lagi membisu
Menanti saat hati yang tertusuk akan diobati
Menanti saat air mata diusap dengan kesungguhan hati
Menanti saat janji yang tak hanya bisa didengar,tapi juga bisa dilihat dan dirasa
Dan menanti saat hari yang cerah berpihak padaku